Kamis, 09 Oktober 2014

DRAMA TEATRIKAL


NAMPAK TANPA BATAS MIMPI

Pembacaan narator atau puisi pengiring kisah “ NAMPAK TANPA BATAS MIMPI ”.
  Adegan 1.
  Pemain 1 :     ( Dia berjalan mengelilingi panggung dengan pakaian yang compang-camping tak         karuan, dibenaknya penuh mimpi, jiwanya penuh harapan, dia tersandung batu dan terjatuh, seraya berkata ) “Allahu Akbar, ya Allah inikah nasibku? Inikah takdirku? Adakah mimpimu untukku? ( Terdengar suara yang begitu asing yang tak pernah ia dengar, suara yang membuat bulu kuduknya merinding ).
  Pencerah  :      “Wahai sang terluntah, jangan biarkan jiwamu terjatuh, jangan biarkan nasibmu menjauh.Biarkan mimpimu menuntunmu melangkah melewati cakrawala.
  Pemain 1 :     ( Dia tetap mencari sumber suara yang menasehatinya, hingga ia tak menemukan). Siapakah gerangan itu?(sambil melihat, bertanya pada penonton). Dimanakah suara itu? (hingga ia terhenti dalam putaran waktu ).
Hening beberapa detik.

 Adegan II
            Berjalan dua pemuda pemudi yang dilanda asmara, hingga mereka menuju bangku di depan taman.
  Pemeran 2 :   ( Dia memegang tangan wanita itu dan berkata ) “tiada hal terindah ketika aku melihat matamu, tiada perjuangan terindah tanpa aku melangkah denganmu, kita arungi cinta bersama waktu. Semua terindah adalah dirimu.
  Pemeran 3 :   ( Dengan senyum tersipu malu-malu gadis tersebut, karna mendengar rayuan maut sang kekasih ) iiiiya kak, akupun begitu kak...?
  Pemeran 2 :   Iya dinda.
  Pemeran 3 :   Yuk kita bolos, malas sekolah terus, belajarnya itu-itu aja, malas jadinya.
  Pemeran 2 :    Iya dinda, apapun itu asalkan bersama dinda kita lewati pak satpam. (Lelaki itu bangun diluan dan sang perempuan masih duduk, terdengarlah sebuah bisikan                                                    yang meremukan jiwa dan raga).
  Pencerah :      Wahai yang memadu cinta, tiadakah yang terindah ilmu yang kau jadikan bekal kelak? Tidakkah engkau tahu  perjuangan orangtuamu yang mengarungi lautan mentari untuk memanusiakanmu? Tidakkah inginmu, membuat orangtuamu tersenyum haru atas keberhasilanmu?  Adakah mimpimu kelak selain mimpimu saat ini?

Pemeran 2&3 : ( Mereka melihat, mencari-cari sumber suara yang meruntuhkan, meremukkan kata-kata cinta ) “Siapakah engkau? Dimanakah engkau, muncullah dihadapan kami.” (Merakapun menjadi patung, laki-laki berdiri dan perempuan duduk).’

 Adegan III
  Pemainm 4 :  ( Berjalan sang guru muda sambil menenteng buku dan pulpennya, dia berjalan memutari panggung sambil berpikir ). Huff.....yang mana yang harus aku dahulukan,pergi ngajar apa pergi pesta? Pusing......!!! Kalau pergi ngajar ketemu sama siswa yang nakal-nakal dengan capek menerangkan. Kalau pergi pesta, aku bisa bergaya, bisa pakai bedak,lipstik hehehe...sekalian sempat dapat jodoh di sana.Hmmmm yang mana yah........!!! ( Terdengarlah sebuah bisikan yang meremukan jiwa dan raga).
  Pencerah :      Wahai manusia yang memanusiakan manusia. Tidakkah kamu ingat sumpahmu? Tidakkah kamu ingat kewajibanmu? Tidakkah tenang hatimu anak didikmu berhasil? Senangkah hatimu anak didikmu menjadi sampah masyarakat? Buatkah hatimu senang, kau berlenggak lenggok sedangkan siswamu berantam? Dimanakah kewajiban yang kau emban itu?
  Pemeran 4 :   (Dia menutup telinganya dan berteriak ). Siapakah engkau,kenapa ganggu kesenanganku, dimanakah engkau? ( Iapun barada dalam pusaran waktu antara dua dunia yang dia jalani, diapun terhenti bagai patung yang tak bertuah ).

  Adegan IV
     ( Berjalan seorang wanita yang begitu cantik dengan kelompoknya, dia berjalan berlenggak    lenggok bersama teman-temannya ).
  Pemeran 5 :   Oh  MJ hellouuuu.....
  Geng         :   Hellouuuuu...
  Pemeran 5 :   Aku, Fida, Fitri, Fifi yang tercantik di MTs ini, tak ada laki-laki yang tidak terkesima dangan kecantikan kita.
  Geng         :   Hellouuu....pastinya......!!!
  Pemeran 5 :   Btw,kita ke Bolly yuk, nggak usah sekolah bikin pusing aja, dari pada pusing mending happy.


  Geng         :   Oke guys, yuuuukkkk.  ( Terdengarlah sebuah bisikan yang meremukan jiwa dan raga).
 Pencerah  :     Wahai yang mengagumkan kecantikan. Wahai yang mengagumkan kemolekan.  Wahai yang tak bermimpi, sampai kapan kalian akan diperbudak dan dipandang rendah kecantikan, hingga melupakan tujuanmu. Jadilah yang bersyukur. Jadilah yang dihargai karena hati.
  The Geng :    Siapakah itu? Apa yang dia sampaikan? Apa yang dia beritahukan? Kenapa dia   buat kami bimbang........? ( Suara terbentang dan hening, Iapun dan teman-temannya terhenti menjadi patung ).
 Narator akhir : Pembaca kesimpulan ( puisi ), setelah selesai membungkuk layaknya bayi yang  barada dalam kandungan dan terlahir kembali dan bangun.
        Semua pemeran terbangun dan bergerak serta berjalan mrnghampiri satu sama lainnya dan memegang tangan sambil berkata : Nampak tampak mimpi yang terlupakan, kini menjadi kenyataan.

                                                                                                                        Wasalam
                 
                                                                                                                Muhammad Ayas Erik  













NAMPAK TANPA BATAS MIMPI

Alam begitu cerah
Nampak kerusakan di atas daratan
Yang berpikir tak berpikir
Yang berjiwa tak berjiwa
Yang beraga tak beraga
Yah.......mmimpi?

Semua ceritaka mimpi, entah sesaat
Mereka berpikir laksamana dunia
Mereka berjiwa tak berwibawa
Mereka beraga tak melangkah
Tertipu dunia yang akan menginjak dunia

Aku berpikir, dalam kekosongan
Aku melangkah dalam ketiadaan langkah
Semua nampak semu
                                                Semua nampak palsu penuh mistis

Jajaran mimpi remukan ingatan
Sang laskar tak lagi bertaring
Semua berpikir tentang dunia yang akan menenggelamkannya
Tak menghiraukan mimpi dan tujuan

Jika kelak kau tersadar
Bawalah mimpi bersama langkah
Bawalah harapan dalam putaran dunia
Agar kau menjadi manusia

Karya : Abim Saputra





NAMPAK TANPA BATAS MIMPI

Hahahaha......
Aku tersandung lorong waktu
Aku natap bintang tak bersinar
Mentaripun sembunyi dalam cangkangnya
Haus akan mimpi

Sebelah mimpi terpotong rasa
Tak lagi ada mimpi di balik mimpi
Tak menanti di balik terbit
Tak menunggu di balik senja
Mimpi bah kaca terhempas
Telah tabuh dalam kabah mimpi

Keretakan di atas daratan
Jangan biarkan menganga
Biarkan kita berpegangan tangan
Mari kita menuju bintang

Wahai sang pemilik mimpi
Melangkah menuju titik cahaya
Genggamlah cahayamu
Cahayamu menuntunmu gapai mimpimu

Bila kita tergabung dalam lorong waktu
Biarkan diri terlahir kembali
Biarkan diri menjadi kapas mimpi
Jangan biarkan sinarmu pudar
Kejarlah mimpi dan anganmu
Ingatlah mantramu “ Nampak Tanpa Batas Mimpi “


Karya : Eriansyah, S. Pd

4 komentar:

Jijiw mengatakan...

Permisi,naskahnya mau didramakan untuk tugas sekolah. Makasih��

Unknown mengatakan...

Menginspirasi

Fedoradsa mengatakan...

izin memakai naskah ini untuk tugas dramatikal

Unknown mengatakan...

Apakah ini termasuk drama puisi?

TENTANG DEEP LEARNING (IGI KAB. BIMA)

  "Deep Learning" atau Pembelajaran Mendalam dalam konteks pendidikan melibatkan pendekatan yang mendalam dan bermakna terhadap ...