Jumat, 31 Oktober 2014

KEMBALI

dimana menanti kelak mimpi
adakah mimpi disama arti
adakah mimpi sisi lain
aku tak menghiraukan malam

cinta laksamana rembulan pudar dalam cahaya
adakah rangkaian cerita
aku sang sengkerta mimpi
sampai pada cinta

aku seperti malam yang sunyi
aku sebagai yang tak kau kenang
aku seperti malam seperti mimpi

Kamis, 09 Oktober 2014

DRAMA TEATRIKAL


NAMPAK TANPA BATAS MIMPI

Pembacaan narator atau puisi pengiring kisah “ NAMPAK TANPA BATAS MIMPI ”.
  Adegan 1.
  Pemain 1 :     ( Dia berjalan mengelilingi panggung dengan pakaian yang compang-camping tak         karuan, dibenaknya penuh mimpi, jiwanya penuh harapan, dia tersandung batu dan terjatuh, seraya berkata ) “Allahu Akbar, ya Allah inikah nasibku? Inikah takdirku? Adakah mimpimu untukku? ( Terdengar suara yang begitu asing yang tak pernah ia dengar, suara yang membuat bulu kuduknya merinding ).
  Pencerah  :      “Wahai sang terluntah, jangan biarkan jiwamu terjatuh, jangan biarkan nasibmu menjauh.Biarkan mimpimu menuntunmu melangkah melewati cakrawala.
  Pemain 1 :     ( Dia tetap mencari sumber suara yang menasehatinya, hingga ia tak menemukan). Siapakah gerangan itu?(sambil melihat, bertanya pada penonton). Dimanakah suara itu? (hingga ia terhenti dalam putaran waktu ).
Hening beberapa detik.

 Adegan II
            Berjalan dua pemuda pemudi yang dilanda asmara, hingga mereka menuju bangku di depan taman.
  Pemeran 2 :   ( Dia memegang tangan wanita itu dan berkata ) “tiada hal terindah ketika aku melihat matamu, tiada perjuangan terindah tanpa aku melangkah denganmu, kita arungi cinta bersama waktu. Semua terindah adalah dirimu.
  Pemeran 3 :   ( Dengan senyum tersipu malu-malu gadis tersebut, karna mendengar rayuan maut sang kekasih ) iiiiya kak, akupun begitu kak...?
  Pemeran 2 :   Iya dinda.
  Pemeran 3 :   Yuk kita bolos, malas sekolah terus, belajarnya itu-itu aja, malas jadinya.
  Pemeran 2 :    Iya dinda, apapun itu asalkan bersama dinda kita lewati pak satpam. (Lelaki itu bangun diluan dan sang perempuan masih duduk, terdengarlah sebuah bisikan                                                    yang meremukan jiwa dan raga).
  Pencerah :      Wahai yang memadu cinta, tiadakah yang terindah ilmu yang kau jadikan bekal kelak? Tidakkah engkau tahu  perjuangan orangtuamu yang mengarungi lautan mentari untuk memanusiakanmu? Tidakkah inginmu, membuat orangtuamu tersenyum haru atas keberhasilanmu?  Adakah mimpimu kelak selain mimpimu saat ini?

Pemeran 2&3 : ( Mereka melihat, mencari-cari sumber suara yang meruntuhkan, meremukkan kata-kata cinta ) “Siapakah engkau? Dimanakah engkau, muncullah dihadapan kami.” (Merakapun menjadi patung, laki-laki berdiri dan perempuan duduk).’

 Adegan III
  Pemainm 4 :  ( Berjalan sang guru muda sambil menenteng buku dan pulpennya, dia berjalan memutari panggung sambil berpikir ). Huff.....yang mana yang harus aku dahulukan,pergi ngajar apa pergi pesta? Pusing......!!! Kalau pergi ngajar ketemu sama siswa yang nakal-nakal dengan capek menerangkan. Kalau pergi pesta, aku bisa bergaya, bisa pakai bedak,lipstik hehehe...sekalian sempat dapat jodoh di sana.Hmmmm yang mana yah........!!! ( Terdengarlah sebuah bisikan yang meremukan jiwa dan raga).
  Pencerah :      Wahai manusia yang memanusiakan manusia. Tidakkah kamu ingat sumpahmu? Tidakkah kamu ingat kewajibanmu? Tidakkah tenang hatimu anak didikmu berhasil? Senangkah hatimu anak didikmu menjadi sampah masyarakat? Buatkah hatimu senang, kau berlenggak lenggok sedangkan siswamu berantam? Dimanakah kewajiban yang kau emban itu?
  Pemeran 4 :   (Dia menutup telinganya dan berteriak ). Siapakah engkau,kenapa ganggu kesenanganku, dimanakah engkau? ( Iapun barada dalam pusaran waktu antara dua dunia yang dia jalani, diapun terhenti bagai patung yang tak bertuah ).

  Adegan IV
     ( Berjalan seorang wanita yang begitu cantik dengan kelompoknya, dia berjalan berlenggak    lenggok bersama teman-temannya ).
  Pemeran 5 :   Oh  MJ hellouuuu.....
  Geng         :   Hellouuuuu...
  Pemeran 5 :   Aku, Fida, Fitri, Fifi yang tercantik di MTs ini, tak ada laki-laki yang tidak terkesima dangan kecantikan kita.
  Geng         :   Hellouuu....pastinya......!!!
  Pemeran 5 :   Btw,kita ke Bolly yuk, nggak usah sekolah bikin pusing aja, dari pada pusing mending happy.


  Geng         :   Oke guys, yuuuukkkk.  ( Terdengarlah sebuah bisikan yang meremukan jiwa dan raga).
 Pencerah  :     Wahai yang mengagumkan kecantikan. Wahai yang mengagumkan kemolekan.  Wahai yang tak bermimpi, sampai kapan kalian akan diperbudak dan dipandang rendah kecantikan, hingga melupakan tujuanmu. Jadilah yang bersyukur. Jadilah yang dihargai karena hati.
  The Geng :    Siapakah itu? Apa yang dia sampaikan? Apa yang dia beritahukan? Kenapa dia   buat kami bimbang........? ( Suara terbentang dan hening, Iapun dan teman-temannya terhenti menjadi patung ).
 Narator akhir : Pembaca kesimpulan ( puisi ), setelah selesai membungkuk layaknya bayi yang  barada dalam kandungan dan terlahir kembali dan bangun.
        Semua pemeran terbangun dan bergerak serta berjalan mrnghampiri satu sama lainnya dan memegang tangan sambil berkata : Nampak tampak mimpi yang terlupakan, kini menjadi kenyataan.

                                                                                                                        Wasalam
                 
                                                                                                                Muhammad Ayas Erik  













NAMPAK TANPA BATAS MIMPI

Alam begitu cerah
Nampak kerusakan di atas daratan
Yang berpikir tak berpikir
Yang berjiwa tak berjiwa
Yang beraga tak beraga
Yah.......mmimpi?

Semua ceritaka mimpi, entah sesaat
Mereka berpikir laksamana dunia
Mereka berjiwa tak berwibawa
Mereka beraga tak melangkah
Tertipu dunia yang akan menginjak dunia

Aku berpikir, dalam kekosongan
Aku melangkah dalam ketiadaan langkah
Semua nampak semu
                                                Semua nampak palsu penuh mistis

Jajaran mimpi remukan ingatan
Sang laskar tak lagi bertaring
Semua berpikir tentang dunia yang akan menenggelamkannya
Tak menghiraukan mimpi dan tujuan

Jika kelak kau tersadar
Bawalah mimpi bersama langkah
Bawalah harapan dalam putaran dunia
Agar kau menjadi manusia

Karya : Abim Saputra





NAMPAK TANPA BATAS MIMPI

Hahahaha......
Aku tersandung lorong waktu
Aku natap bintang tak bersinar
Mentaripun sembunyi dalam cangkangnya
Haus akan mimpi

Sebelah mimpi terpotong rasa
Tak lagi ada mimpi di balik mimpi
Tak menanti di balik terbit
Tak menunggu di balik senja
Mimpi bah kaca terhempas
Telah tabuh dalam kabah mimpi

Keretakan di atas daratan
Jangan biarkan menganga
Biarkan kita berpegangan tangan
Mari kita menuju bintang

Wahai sang pemilik mimpi
Melangkah menuju titik cahaya
Genggamlah cahayamu
Cahayamu menuntunmu gapai mimpimu

Bila kita tergabung dalam lorong waktu
Biarkan diri terlahir kembali
Biarkan diri menjadi kapas mimpi
Jangan biarkan sinarmu pudar
Kejarlah mimpi dan anganmu
Ingatlah mantramu “ Nampak Tanpa Batas Mimpi “


Karya : Eriansyah, S. Pd

cinta

nilailah cinta dengan cinta
sesama

kita berjalan mengarungi hari
kita tak memperhatikan hari
hingga hari menninggalkan waktu
semua sama dalam hari yang penuh warna

semua berpikir hari menjadi makna
tapi kita tak sadari semua akan terlampaui
sadarlah akan waktu yang berharga

Senin, 06 Oktober 2014

SIKLUS CINTA

semari pemintalan waktu dunia
terjebak dlm musikal dunia walau mati
ini bukanlah sembari cakrawala
ini semua janji mati
lampaui asa dalam kemakruan jiwa

entah aku adalah aku
jadikan aku semakin dia
dalam siklus dunia 
aku jadilkah mlm yg abadi demi seuntai mimpi

BINTANG-BINTANG JALANG

BINATANG-BINATANG JALANG


binatang-binatang jalang

meneriaki hidup.

hidup yang sekedar simbol-simbol penderitaan.

lentera terbakar panasnya pikiran para pemikir kehancuran dunia.

menggantungkan nespata air mata derita.

simbol hanyalah keagungan penghancur masa.



adaka setetes embun kehidupan

untuk menapaki lentera ketakberdayaan logika.

bangunan-bangunan kuno,

kini tinggalah tatapan kosong diselimuti kesengsaraan jiwa.

yanyian-nyayian derita dilantunkan

menyimbolkan ketakberpihakan akan sebuah kebenaran sejati.



api, kini membumihanguskan harapan.

harapan kini tinggal puing-puing tak berharga.

pemulungpun tak menginginkanya...

sejarah berganti masa

namun derita abadi dalam sanubari nyanyian mulut yang berlumut.



kursi-kursi di agungkan kekuasaan

perampok hak-hak bergelimang di kaki-kaki kebenaran.

kini keman?

tak kemana!

tinggalah hak tercabik ketakberdayaan hidup.



kini dunia kita tak pahami.

kita mesti bertanya pada siapa?

tak ada jawaban!!

ruh-ruh bergentayangan menunggu pertanyaan kehidupan.

demi HAM yang di codomi dan diperkosa.



kini hidup seperti anjing-anjing yang mencari

tulang-tulang di rawa-rawa kehidupan tak bermakna...

BIMBANG

Bimbang

antara kemarau dan hujan
menistakan keadaan impian
menimpul kisah romansa
kehendak jalan waktu

insan terpisah waktu
jalani jarak mimpi
entah menjadi pendiagnosa
kemurkaan dunia

menjadi lilin buatku terbakar
menjadi prisai membuat ku tak terjaga
menjadi insan menjadi durjan
menjadikan mimpi untuk mimpi

entah jalan semakin jahu
ragukan keadaan
buatku menjadi secuil kebenaran tertinggal
buatku pemimpi waktu

waktu berpijakan ruang dan waktu
merongrong dalam pahitnya waktu
entah dia telah menjadi yg tak terlihat waktu
dia telah bersama watu yg dia miliki

semimpian telah bercerita dalam waktu kebenaran

SAMAR

SAMAR-SAMAR JODOH

terik mengkilaukan tetesan embun
menjadikan sisa mengkilau
entah berlian terkikis waktu
embun hilang entah malam

agkuh bersumpah
cinta kau dan dia
semua menikam ambisi
tak ada jawaban

kau dan dia
menghantui langkahku.
senyum buatku terdiam
buatku tersendak

catur telah dimainkan
teka-teki tersusun waktu
enggan menyapa
mencari terapian. penyemangat buatku ragu.

akanku dimana panjangkan sebenarnya
terluntur sisa embun
mana engkau bertahan
dilorong teka-teki

sandiwara cerita telah berakhir
hingga temukan yg hilang dalam raga
di ujung waktu ditemukan
disisa nafas aku bertahan temukan

SISI LAIN

SISI HIDUP

ruangku ruangmu tertahan dalam tengah cinta
bukan penghalng bukan rintangan
tp itu jalan

jalanku jalanmu bukanlah sisi yg sama
bukan langkah
bukan petujuk tapi penghalang
pikirmu pikirku
bukan mimpi bukan tujuan
tapi kau anggap gurauan

dimana jalanku
dimana milikku aku tak memilikinya

entah
semua jadikanku marinir
bukan penyair balada
juga bukan pemantra
aku hanyalah pencinta
bukan pemimpin perang
katakan jika itu menjadi kata hati

GEMILANG

GEMILANG

ketidak mauan
sisi kematian
jadi lilin ku terbakar
jadi pelindung ku ditusuk

tak ada cinta dirumah
tak ada kepercayaan
hingga kusampaikan dijalan

anggaplah kami manusia
anggaplah kami anakmu
anggaplah kami saudaramu
bukan untuk kau taklukan

gerombolan gunung kau siapkan
kami gentr. tidak
kurobohkan surau
untukk robohkah tiang mengangkang

sekejap tumpahkan merah puti
kami kibarkan yg terjatuh
tak akan biarkan
cukup sekali reformasi
jgn biarkan ke2

idiologi sesepuh
intrik kegelimangan menutup matamu
jika mau katakan
jika tidak kami rela untuk pertiwi

CIUMAN PERTAMA

ciuman pertama 

mata air suci para air dewa
pembuka tabir kehidupan
roh alam bernyayi dalam kesyahdusan cinta

yah......
mata air suci bergoyang dalam irama surga
keabadian dalam pramadani indah
berharap surga melampaui akal logika manusia
keheningan dalam kesyahduhkan
dalam impian manusia

yah......
cinta adalah misteri bermakna.
ciuman adalah pembokaran makna cinta.

hahahahah
logika
akal
cinta
ciuma
pertama
"alama"

pembokaran tabir nespatah
nespata pembokar tabir
hilangnya akal tirani pemisah.
robonya tembok pemisah
nirwana menagisi kesekenan hasil diimpikan
lantaran
dilakoni masa silam

COBALAH

Cobalah untuk menduakan aku

Cobalah untuk menduakan aku
Dan kaurasakan setianya diriku
Cobalah kau menduakan aku
Dan kau mengerti kejujuran hatiku

Dan bila nanti engkau tahu
Ku bukan terbaik untukmu
Lepaskan aku jangan pernah ragu

Cobalah untuk meragukan aku
Dan kau pahami ketulusan cintaku
Cobalah kau meragukan aku
Dan kau resapi diriku dekat dihatimu

Dan jika esok kau tahu
Aku yang terbaik untukmu
Cintai aku
Sayangi aku
Seperti aku menyayangimu

UNTUK CINTA

pada cinta

pada helatan waktu berkisah
menuliskan tahta di lingkaran duniawi
memahami dan mengerti 
kepada cinta yg terurai

rahwana entah suganda
semua berrceita cinta
aku tak bercerita
aku menjalani

beda dalam waktu
kita bersama ujung waktu
lukiskan masa apa kenangan
waktu tak berpihak

menunggu waktu di kisah kasih kampus
menunggu ijab waktu
untuk ikrarkan cinta
waktu begitu jahu

tumpukan waktu dalam genggam
membuat waktu terkikis
derajad mentari terkukus
harmoni cinta tertandus

sandiwara dunia ingin mengahiri
tp waktu belum ijinkan
sepadan dalam mimpi
aku tetap sama seperti bintang yg terabaikan

SPIONIS

spionis

hah jiwa mencari tahu
hatimu seperti apa
hingga ku temukan
kaulah

spionis cinta merambah dilorong2 kata
kuterhempas ku terbangkit
temukan hati sebenarx
kaulah

hatimu begitu lika
membuatku liku
jiwamu tersentak kutemukan hati
apa kau tahu?

seberna kau sadar
dalam mimpimu
bukan tak menyadari
ketika ku mencuri hatimu

sebenarnya sapa sejak pertama melihat
semua tak hiraukan
tp aku menghiraukan
seperti mentari menghiraukan malam

mencari dalam keangkuhan harmoni cinta

TERABAIKAN

terabaikan

masa menadikan rong-rong dinamika
ekau menimbun asa
langkah membebani hidup
entah menadi mata hati

keperpiakan nirwana simponi
merambah dalam dahaga cinta
entah adikan yg terabaikn waktu
cakrawala terhnti

dimana aku melangkah
jejak kultur masa
mengimbangi waktu
berharap sama pada bidadari cinta

PECAH

terbelah

gemuruh terbawa dalam laskar
singkronisasi masa
abaikan yg tertinggal
gamai masa yang menjadi mimpi

cita menjadi langkah
nobatkan diri pemegang dunia
sang pemilik asa
aku adalah ilmu

terbelah dalam jiwa
aku kan mengejarmu
hingga sampai aku tercukup mampu
untuk negeriku

tanah tercinta. tunggu
aku masih berpihak padamu
untuk bumi pertiwi
sang buku telah aku genggam

JODOH

JODOH

Masa depan kita
Batu terasa jarum patah
Memakasa jiwa jujur taktersadari
Nyaris teerikat ttangan petir
Hanya sejoli yang terselubung mewah

Yang awalnya berjiwa musafir padang pasir
Keharusan dating tak terminta
Lalu musafir terkubur diatas papan liang

Ingin menolak apa kata mereka
Demi masa depan mereka menangis
Mereka tertawa
Mereka musnah
Botolpun menjadi teman karib sejati
Menunggu ajal yang di impikan
Dikafani kain merah muda

Hati bertanya dengan sadar dan waras
Darimana kamu besok?
Darimana kamu besok?

Siapakah topeng hitam dibalik peristiwa
Akan ku tunggu dirimu di meja bundar
Yang berserahkan piring garpu
Sampai kau mau berkata
Ajalku sudah tiba

MIMPI

MIMPI

ketika mimpi membajiri akal
rangkailah bersama waktu
jika menjadi cerita luangkan
kejarlah waktu sampai waktu selesai

bel berbunyi bukanlah akhir
itu tanda. mengarungi hari dgan yang didapatkan
bukan sepoyong dalam khayalan
bukan cinta

waktumu entah, janga kau siakan
biarkan berarti
bukan seyogiya lara
kejarlah dia yg menunggu di jalan masa

era menunggumu dalam tak terka
masamu jangan kau akhiri
abad bukanlah waktu yg lama tp singkat dengan ilmu

bermimpilah
bukan untuk yang ke2 tpi untuk yang ke1
agar kau dikenang
agar masa demi masa kau tetap hidup
bangkitlah wahai laskar bangsa

PUTARAN

lingkaran

mahbrata terguling dalam cita
langkah terabaiki kita
entah kita pikirkan
semua sama

hal terlupakan dalam bel cita
menangis di kaki ibu pertiwi
ini bukanlah seuntai lama
tapi kisa yang terabaikan masa

berjalan menelusuri lorong tak terlihat
entah itu menjadi persembunyian batu
semua ingin kami rontohkan dengan ilmu
bukanlah angan

jalan terlihat, biarlah umar backhry lama menjadi kenangan
kita berada dimasa sulit sesulit perang
generasi penuh cinta bukan cita
entah buta tak berpikir

semua kami suap mengapa engau tak mengunyah
itu bekalmu, bukan bekal kami
jalanlah telusuri lingkaran
gar masa mencatatkanmu dalam sejarah

kami adalah sibunga teratai yang mudah kau lupakan
tak seperti kekasihmu yang slalu di mata hatimu

MASIH SECANGKIR

secangkir

bilur luka terobati entah mengobati
jasad terkurung entah mengurung
lantunan pernah, pernahkan hiraukan
kembali pada secankir kopi

ditemani bukanku menemani tapi raga inginkan
semua terasa sama bukan menyamakan
bah terurai bukanku mengurai
berjalan bukan pada waktuku

secangkir hidup terpompong
membuatku tertopang
terasa sepoyong
nurani kebohongan

adakah dia seperti tulang rusuk
entah terbengkok. entah patah
menghiraukan keharuan
semua membuatku terkurung

semua sama pada hidup
aku menunggumu dengan secakir kopi ku
temani hingga kita berada di dunia secangkir kopi
mengarungi bahtera perapian dunia

AMESIA

lupa

dimana. kelak terlupa
hati menjanjikan mimpi
dimana, hilang bukan menghilangi
semua bercerita, aku tidak

janji sesepuh dunia
terlupa di kaki kemakmuran
hilang senda seduh nirwana
memojokkan mata yg tak terlihat

penyair menyairkan hati, tp terlupakan
kami mengabarkan waktu yg lalu
merobohkan ting2 mengangang
terlupakan di kaki zaman

kini kami melangkah untuk cinta
mesti dirumah tak ada kebenaran
kami ciptakan parlemen jalanan
bukan menghakimi, juga bukan mengurung

terkabar desah desuh nafasf
membuat baris semakin kokoh
tudak. kamilah sang ombak
robohkan tirai kebohongan
demi yang terlupakan

berjalan telusuri bukan menyusupi
simbol tetap dihati
bukan meragu
kami kan gemparkan dunia demi malam senja
dihari yg terlupakan
kan kami gambarkan refolusi jiwa

TENTANG DEEP LEARNING (IGI KAB. BIMA)

  "Deep Learning" atau Pembelajaran Mendalam dalam konteks pendidikan melibatkan pendekatan yang mendalam dan bermakna terhadap ...