bercerita mimpi
mendongengkan kehidupan
merencana kursi panas
hanya buaian belakang
sesampai waktu pada tekad
dimana dongeng itu
hanya tinggal seonggok mimpi para jelata
seandainya bisa hidup lebih lama
menuhankan jabah
merintih, menggumam sang kursi jabatan
sampai kapan engkau menjual kata
sampai guah berbusa engkau bercerita
seandai aku satu-satu pemilih
tak akan aku pilih penjarah jabatan
aku akan memilih sang bapak bernegeri
bukan sang bapak pencabik negeri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar