begitu membakar ilusi.
mengurungku di pijakan bumi
negeri membisu penuh nista
reformasi tak bertaring
mengurungku di pijakan bumi
negeri membisu penuh nista
reformasi tak bertaring
disini kita bergumam
entah sangkakala sama.
jeritan itu terlewat dalam gowa berlumutan
sampai bertitah untuk tangan besi
entah sangkakala sama.
jeritan itu terlewat dalam gowa berlumutan
sampai bertitah untuk tangan besi
kita bersandiwara untuk negeri
disini penuh kumbang jelatah.
di usir ditanah moyangnya
tanah pertiwi kini menjadi lautan air mata
disini penuh kumbang jelatah.
di usir ditanah moyangnya
tanah pertiwi kini menjadi lautan air mata
tanah air mata.
mata tanahku.
surga di ujung neraka
bumi bersurga neraka
mata tanahku.
surga di ujung neraka
bumi bersurga neraka
yah...
gumamku kan menusuk jantungmu
tanganmu kan mencekraman nadimu
kakiku kan getarkan bumi
gumamku kan menusuk jantungmu
tanganmu kan mencekraman nadimu
kakiku kan getarkan bumi
wahai yang reformasi
aku tunggu gonggonganmu.
aku menanti matamu yang mengintai
jangan biarkan taringmu rontok di ujung senja
aku tunggu gonggonganmu.
aku menanti matamu yang mengintai
jangan biarkan taringmu rontok di ujung senja
jika kau setanganku, kepakkanlah
jika engkau selangkahku, kejalah
jika kita sama bermimpi, satukan tekad
reformasi kedua kita kumandangkan
jika engkau selangkahku, kejalah
jika kita sama bermimpi, satukan tekad
reformasi kedua kita kumandangkan
tanah kita hidup kita
air kita adalah kehidupan
udarah kita adalah nyawa
api kita adalah semangat
air kita adalah kehidupan
udarah kita adalah nyawa
api kita adalah semangat
bangkitlah, bangkitlah, bangkitlah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar