Rabu, 03 November 2021

Tulang Rusuk






Cinta, itu bukan cinta tapi nafsuh, bagaimana mungkin dinamakan cinta jika itu hanya menyakiti, bagaimana mungkin itu cinta jika tak saling memahami, bagai mana mungkin itu cinta bila tak saling rasa. Cinta tak hadir karna mengenal, cinta hadir karna mencari rusuk yang hilangg. Lantas bagaimana engkau tahu itu adalah rusuk yang hilang?

Awal itu, kami insan yang mendalami ilmu agama didunia kampus. Kami adalah mahasiswa lembaga dakwah kampus. Siang itu kami kehadiran ukthi, dia ulfa mahasiswa semester akhir jurusan agrobisnis, kami hanya melihatnya sekilas karna ada pembatas antara akhwan dan ukhti, kegiatan kami selesai, kami duduk dipelataran Masjid Agung 45, ukhti –ukti turun,

hai akwan joker……..

kami mengangkat pandangan kami,…..

hus….. kamu ica, doanya jelek, pintaku

oh iya….

Ukkasyah

Besok kajian tentang apa? Pinta ica

Sepontan aku aku bilang, besok kita kajian tentang ukthi yang datang tadi

Huss…

Ukasyah ini candanya aneh, aku hanya bias garuk-garuk  kepala, karna ulfa nunduk dan dan pipinya memerah.

Disaat kami bercanda gurau, tiba-tiba pak ustad datang, belum balik semuanya?

Iya pak ustad pinta deden

Oh iya, besok kita akan bahas tentang tulang rusuk, pinta pak ustad

Iya pak ustad pinta kami.

Kamipun berjalan menuju halte Pete-pete, disepanjang jalan aku memperhatikan ulfa, dia gadis yang selalu berpuasa berbicara, dia hanya menunduk sepanjang jalan, disaat ica menyahutnya dia hanya menjawab dengan senyum, dia gadis ayu dan penuh misteri.

Rasanya aku ingin mengenalnya, mengenal sosok gadis berkerudung yang memancarkan cahaya, dia seperti gadis bisu tapi tak bisu, dia seperti gadis buta tapi tak buta, dia seperti gadis tuli tapi tidak tuli, dia berucap bagai dalam bait, dia melihat laksamna purnama, dia mendengar laksamana berteduh, dan disaat dia mengangkat matanya laksamana angina sepoi-spoi menerpa senja.

Setelah perpisahan di halte itu, pristiwa aneh-aneh terjadi, raga terhimpit sesak, jiwa tak karuan menggiringku pada sujud malam, aku bercurhat padan Nya, ya Allah, selah napasku sesak, tubuh memberontak, raga terasa kehilangan bagian yang menjadikanku tak sempurna, tunjukan bagian tubuhku yang hilang, agar aku bias menetralkan raga yang tak mampu aku control.

Hari-hari kami lalui dimasjid Agung 45, sejarah perkenalan tak terelakan, kami menjalani hidup dengan saling mengenal, memahami dan merindukan dalam sujud, berharap Allah menyampaikan rasa untuk saling memiliki.

Kala itu 2 juli 2012, aku mengutarakan rasa kepada ulfa.

Hay….

Ulfa….

Iya Ukkasya pinta ulfa….

Aku terdiam, mulutku terasa terkunci, mulutku terbatah serasa kerongkonganku tersandung duri hingga aku terbatuk.

Ukka…… nda kenapa-kenapakan? Lagi sakit…..? udah minum obat? Pinta ulfa

Perhatian itu semakin aku tak mampu berucap, serasa bait-bait itu tak mampu aku lontarkan, kepanikan itu semakin meyakinkanku untuk menemuai orang tuanya untuk meminangnya.

Aku menghela nafas, untuk mengatur agar aku mampu mengontrol rasa nggak karuan yang aku alami.

Uuuu……ulfa

Iya Ukkasya…, kamu nda kenapa-kenapakan?

iii…iya ulfa, ntar malam ulfa dirumah?

Iya, mang kenapa ukkasya?

Kalo ulfa ijini, ukka mau main kerumahnya ulfa, mau ketemu ibunya ulfa?

Bias kan?

Insyaallah bisa Ukka, nanti pas sampai rumah, ulfa sampaikan ke ibu, kalo ukkasyah mau ketemu sama ibu.

Makasih Ulfa

Tiba-tiba kami kedatangan Erik, Ica dan irfan

Haiiii hayoooo, kalian ngapain hayoooo, hati-hati kalo berduaan lho, yang ketiganya gondruwo lho hayooo.

Waduh,,, berati kita bertiga gondruwo dong, kan kita bertigani

Sepontan kami berlima tertawa terbahak-bahak, hanya ulfa yang hanya melempar senyum atas candaan irfan.

Disaat kami sedang tertawa, tiba-tiba erik memotong tertawa kami, oh iya, Ukka, tumben kalian berduaan saja, nda baik lho, mending kalian taarufan, atau Ukka pergi melamar ulfa, biar nda tumbuh fitnah, kan minggu depan kita semua wisudah, jadi bias dapat Ijaza serta Ijasa di KUA lho…. Spontan ica dan irfan tertawa, serasa perut mereka tergelitik, aku dan ulfa diam seribu bahasa….

Waduuuuuhhhhh

Kok murung kalian berdua sih, kan aku hanya becanda pinta erik.

Aku hanya bisa memberi sedikit senyum atas pembelaan erik

Saat aku mengangkat mataku, aku melihat wajah ulfa memereh seperti kepiting, mungkin ulfa malu, atau mungkin ulfa marah, aku menjadi takut ketika ulfa marah, jika dia marah, berati rencnanaku untuk bertemu dengan ibunya akan pupus, keinginan untuk meminangnya akan sirnah.

Dalam termenung, aku berpikir, apa mungkin erik tahu maksud hati ingin meminang ulfa, ahh…. nda mungkin erik tahu, erik kan bukan peramal, diakan sahabaku.

Hai—hayo kita balik yuk pinta ica.

Kamipun berjalan menuju halte,

Ukka, bisik erik

Iya rik, pintaku

Ucapanku tadi jangan dianggap candaan, sebenarnya disaat kalian berdua berbicara tadi, maaf sebenanya aku menguping, sebenarnya saya paham maksud kata-katamu kepada ulfa, mungkin juga ulfa paham, tadi saya hanya mempertegas maksud Ukka, agar ulfa juga tahu maksud Ukka untuk bertemu ibu ulfa.

Ukkasyah, saya percaya ulfa adalah rusukmu yang hilang seperti ceramah pak ustad tadi, jika keyakinan Ukka sama dengan yang aku katakana, segerahlah untuk melamar ulfa, meminangnya.

Aku hanya menunduk, ku tepuk bahunya erik

Rik…

Makasih nasehatnya, engkau seperti peramal, engkau seperi malaikat untuk jodohku, engkau memang sahabat terbaikku.

Ahhh kamu Ukkasyah.

Ragaku terasa fres setelah mendengar nasihatnya erik, aku semakin mengkokohkan niatku untuk bertemu ibunya ulfa untuk mengutarakan rasa yang ingin meminang mataharinya.

Pt-pt pu datang, ica dan ulfa naik, disaat aku mengakat kepalaku untuk melihat ica dan ulfa, ulfa melempar senyum terindahnya, raga ini serasa taka ada daya, aku linglung, wajahku memerah, rasanya ingin pingsan setelah melihat senyum itu, meski aku tak tahu senyum itu untukku atau untuk kami bertiga.

Pukul 19.30 aku sampai dirumah ulfa,

Tok tok tok

Assalamualaikum, pintaku

Waalaikumsalam, suara yang terdengar menjawab salamku, suara itu tak asing bagiku.

Maaf Ukkasya, Tunggu sebentar yah, soalnya umi masih solat

Disaat aku ingin bilang iya

Tiba-tiba ibu Ulfa menyahut, nak Ukassya yah…..

Iii iya ibu, jangan panggil ibu, panggil aja Umi, seperti ulfa memangil ibu itu Umi.

Makasih Ummi

Ayo masuk nak

Iya Umi, makasih

Ayo duduk Ukkasyah pinta umi

Iya ummi

Lho kok ulfa duduk, nda mau bikini Ukkasyah Minum

Nda apa2kok umi, ukasyah belum haus ummi.

Ulfapun berdiri, untuk kedapur untuk membuat minuman untukku,

Umi bertanya-tanya kepadaku tentang ulfa dikampus selama ini, akupun bercerita apa adanya tenang kemandirian, kebaikannya semuanya aku ceritakan kepada umi tentang ulfa yang aku ketahui. Haiiiii hayoooo Ukka lagi ngejelkin Ulfan di umi yaa hayooo, wajahku memerah mendengar candaan ulfa, ih ndakok pinta umi. Ulfa dan umi  mempersilahkan aku untuk minum, akupun minum seteguk.

Umi….

Suasanapun hening

Iya nak….

Sebenarya, kedatangan nanda untuk mengutarakan rasa ingin meminang ulfa sebagai pendamping hidup dunia dan akhirat.

Aku terdiam suasanpun samakin hening…

Dalam keheningan itu umi mulai berbicara,

Makasih nak Ukassyah, karna kedatangan pertamanya dengan niat baik dan tulus  untuk meminang anak umi, suatu kesyukuran buat umi, karna ada lelaki sebaik ukkasya ingin menyempurnakan iman anak umi dan menyempurnakan iman nak ukkasaya. Umi selalu setuju dan mendukung itu semua, tapi ummi tergantung ulfa, karna yang akan menjalaninya ulfa dan nak Ukassya. Jawaban umi iya, tapi keputusan akhir ada pada nak ulfa.

Nak….

Ukkasya telah mengutarakan niat baiknya, dan umi telah mengiyakan, keputusan akhir pada ulfa.

Kak…..,

Terima kasih  karena kak Ukasyah ingin meminang ulfa, tapi Ulfa belum bisa

Suasanapun hening, aku dan umi terdiam taka da kata-kata lagi yang bisa aku utarakan atas penolakan ulfa niat baikku, hati dan jiwaku hancur, hatiku seperti bah kaca terhampas tinggal kepingan-kepingan kecil yang sulit aku bentuk kembali seperti diakala itu. Sendi-sendiku tak mampu lagi menopang raga ini, tubuh lumpuh seperti sampah yang berserahkan. Akupun menguatkan diri untuk ijin pulang.

Aku tertatih dalam langkahku, aku bakai kompas yang tak memiliki arah, hatiku hancur atas penolakan itu. Kini harapanku sirnah, mimpiku hanyalah menjadi guyon embun malam. Rasaku bertepuk sebelah tangan. Harapanku pupus ditelan penolakan yang aku piker menjadi tulang rusukku.

Hari-hari didunia kampus dan di lembaga dakwah kampus tak seperti hari-hari yang lalu, semenjak kejadian penolakan itu, aku selalu menghindar, karna aku tak mampu memandang wajah sang penolak rindu. Hidupku penuh menyendiri.

Hay ukasyah…. Pinta ica

Aku menoleh, iya ica..

Tumben nda gabung lagi pas balik, udah sebulan lho kamu kaya ada yang berbeda, ada masalah ukasyah? Pinta ica, nda kok ica, aku nda apa-apa, lagi kurang mut saja,

Oh gitu, jangan lama-lama nda mutnya, nanti banya yang terluka lho…

Aku tercengang atas ucapan ica, apakah dia tahu penolakan itu, apakah ulfa telah menceritakan kepada yang lainya pintaku dalam hati, mendengar itu aku ingin semakin menghidar kepada mereka.

Oh iya ica, saya masuk sholat dulu yah,

Oh iya ukka

Akupun masuk dengan sempoyongan, aku menundukan diri kepada sang pencipta. Setelah salam terakhir pak ustad lewat, aku menghampirinyapak ustad,

Ustad…..

Iya ukasyah, ada yang ingin ditanyakan?

Iya pak ustad, nanda ingin sedikit bercerita tentang apa yang menjanggal di nubari ini.

Akupun menceritakan tentang pristiwa penolakan itu, kepada pak ustad, pask ustad menyampaikan nasihat . nanda ukkasyah, bukan hanya nanda ukasyah yang pernah ditolak cintanya, Rasulullah juga pernah merasakan ditolah cintanya oleh Ummu hani, bukan hanya rasulullah, tapi sahabanya salman juga ditolak lamaranya, apakah mereka bersedih berlarut-larut atas itu semuanya, karna mereka yakin Allah punya rencana terbaik untuk mereka.

Iya pak Ustad, tapi dalam Al-qurna mengatakan lelaki baik pasti ajan berjodoh dengan wanita baik begitupun sebaliknya pinta ku.

Nak…..

Apakah nak Ukasyah pernah menanyakan perihal, mengapa ulfa menolak lamaran nak Ukasya? Belum pak Ustad, mengapa demikian? Takkah engkau ingin tahu mengapa Ulfa menolak lamaran itu? Akupun terdiam. Nak sebaiknya nak Ukasyah bertemu dengan nak ulfa untuk menyelesaikan persoalan kalian yang belum terselesaikan.

Keesokan harinya aku meberanikan diri untuk bertemu dan berbicara dengan ulfa dipelataran masjid Agung 45.

Assalamualaikum pintaku

Waalaikum salam pinta ulfa

Maaf sebelumnya Ull, masih ada hal yang masih menjanggal di benakku atas penolakan rasaku, adakah jawaban, mengapa nanda ulfa menolak lamaranku, dan sejujurnya aku meyakini dek ulfa adalah tulang rusukku yang yang hilang. Suasanapun hening…..

Kak….

Adek berharap kak Ukasyah Mendapatkan jodoh yang terbaik, bukan seperti adek yang memiliki masalalu yang suram, gadis yang tak mampu mempertahankan kehormatanya karna dunia. Kak… adek menolak lamaran kaka karna adek taingin kakak kecewa setelah kakak meminang adek. Adek selalu berdoa agak kakak bisa menemukan jodoh terbaik, dengan wanita soleha yang mampu mempertahankan kehormatanya bukan seperti adek. Akupun hanya mampu membisu mendengar alas an yang disampaikan ulfa

Waduuuuuuu ini lagi dua orang masih saja berduaan pinta erik, eh kamu rik pintaku, nda baiklo berduaan nanti timbul fitnah loh, iya rik, erik benar.

Kring..kring..kring bunyi HP ku

Bro, dimana posisinya? Pinta enal, dipelataran masjid bro, ke bescam dulu bro, kita diberi amanah untuk dekorasi persiapan wisuda besok bro. siap bro.

Aku dan erik pamit pada ulfa, karna kami akan kebascam untuk rapat persiapan dekorasi acara wisuda.

Dalam perjalanan menuju bascam aku curnah dengan sahabatku erik tentang apa yang aku alami dan masa lalu ulfa. Erik begitu marah atas sikapku kepada ulfa, kana hanya memandang ulfa dari masalalunya.

Gini sob

Masalalu memang penting, tapi masa sekarang yang akan menentukan masa yang akan datang, bagaimana mungkin engkau memetakkan memilih rusukmu dengan masa lalunya? Itu tak adil sob, Apakah gadis menerima pinangan lelaki berdasarkan masalalunya? Tidakkan? Lalu bagaimana mungkin kita sebagai laki-laki yang melindungi wanita memilih mereka berdasarkan masalalunya, itu tak adil. Sob, bukankah alah itu maha penyayang? Bukankah allah itu maha pengampun? Bukankah alah itu maha penerima tobat? Lantas kenapa kita sebagai umatnya tak mau mencontoh sifat Allah dan rasul-rasulnya. Sahabat rasululah bukanlah orang baik dimasa lalunya, apakah rasulululah memilih sahabatnya berdasarkan masalalunya? Tidak kan? Sob aku kecewa kepadamu, engkau tak seperti Ukkasya yang aku kenal, kini engkau berbeda sob. Akupun terdiam membisu atas nasehat dan kemarahan sahabatku yang tak terima sikapku yang memetakan manusia berdasarkan masalalunya.

…………..-----------……………………….

Didapur Umi mengajak Ulfa untuk masak didapur

Nak, gimana dengan ukkasyah?

Mi…

Ulfa meluk umminya, umi tak marahkan sama ulfa?

Marah,…. Marah kenapa? Mi ulfa udah cerita semua sama kaka ukasyah…

Umi terdiam

Umi marah?    Umi nda marah nak, apa perlu nak ulfa cerita sama nak ukkasyah tentang masalalunya? Apa itu tak  membuat ukkasyah semakin menjahu nantinya.

Takut sih takut umi, tapi ulfa lebih takut kakak ukasyah kecewa tahu belakangan tentang masalalu ukassyah. Ulfa selalu berdoa kepada Allah agar kak ukasyah mendapatkan jodoh yang terbaik, wanita yang sempurna. Umi memeluk erat ulfa, mi umi nda marahkan sama Ulfa? Umi menangis, nak apa yang perlu umi marahkan? Itu semua udah menjadi takdir ulfa, yang utama sekarang ulfa itiqomah dijalan Allah umi udah bersyukur.

Acara wisudahpun diselenggarakan, kamipun diwisudah kami berempat memperoleh gelar S.Pd dengan peringkat baik. Kamipun berfoto-foto agar menjadi kenangan masa didunia kampus biru. Setelah selesai acara wisudah kamipun pulang. Sesampai dirumah aku mengutarakan niatku untuk melamar gadis kepada kedua orang tuaku, aku menceritakan pristiwa kehidupan kami dimasa kuliah dan berorganisasi, kedua orang tuapun setujuh atas niatku, orangtuaku beranggapan dari pada anaknya berbuat jinah lebih baik dihalalkan agar tak menjadi fitnah dan dosa kelak.

Seminggu setelah wisudah aku mengajak orangtuaku untuk kerumah ulfa, kami pergi tampa meberi tahu ulfa bahwa aku akan kerumahnya bersama kedua orang tuaku untuk meminangnya sebagai pendamping hidup dunia dan akhirat.

Sesampai rumah, ulfa kaget karna aku datang dengan kedua orang tuaku untuk melamarnya. Setelah lika liku taaruf yang kami jalani aku menyadari cinta bukan sekedar mengenal masalalu, tapi masa sekarang yang akan menentukan masa yang akan datang. Allah telah menciptakan adam dan hawa, kini kami adalah Ukasyah dan Ulfa bukan pula romie dan Juliet, ini kami. Kami mengarungi bahtera bukan karna masa lalu tapi masa kami saat ini. Kini telah aku temukan bagian tubuhku yang hilang, kini kembali bersatu untuk mengarungi samudra dunia.

Tidak ada komentar:

TENTANG DEEP LEARNING (IGI KAB. BIMA)

  "Deep Learning" atau Pembelajaran Mendalam dalam konteks pendidikan melibatkan pendekatan yang mendalam dan bermakna terhadap ...