Cinta, itu bukan cinta tapi nafsuh, bagaimana mungkin dinamakan cinta
jika itu hanya menyakiti, bagaimana mungkin itu cinta jika tak saling memahami,
bagai mana mungkin itu cinta bila tak saling rasa. Cinta tak hadir karna mengenal,
cinta hadir karna mencari rusuk yang hilangg. Lantas bagaimana engkau tahu itu
adalah rusuk yang hilang?
Awal itu, kami insan yang mendalami ilmu agama didunia kampus. Kami
adalah mahasiswa lembaga dakwah kampus. Siang itu kami kehadiran ukthi, dia
ulfa mahasiswa semester akhir jurusan agrobisnis, kami hanya melihatnya sekilas
karna ada pembatas antara akhwan dan ukhti, kegiatan kami selesai, kami duduk
dipelataran Masjid Agung 45, ukhti –ukti turun,
hai akwan joker……..
kami mengangkat pandangan kami,…..
hus….. kamu ica, doanya jelek, pintaku
oh iya….
Ukkasyah
Besok kajian tentang apa? Pinta ica
Sepontan aku aku bilang, besok kita kajian tentang ukthi yang datang
tadi
Huss…
Ukasyah ini candanya aneh, aku hanya bias garuk-garuk kepala, karna ulfa nunduk dan dan pipinya
memerah.
Disaat kami bercanda gurau, tiba-tiba pak ustad datang, belum balik
semuanya?
Iya pak ustad pinta deden
Oh iya, besok kita akan bahas tentang tulang rusuk, pinta pak ustad
Iya pak ustad pinta kami.
Kamipun berjalan menuju halte Pete-pete, disepanjang jalan aku
memperhatikan ulfa, dia gadis yang selalu berpuasa berbicara, dia hanya
menunduk sepanjang jalan, disaat ica menyahutnya dia hanya menjawab dengan
senyum, dia gadis ayu dan penuh misteri.
Rasanya aku ingin mengenalnya, mengenal sosok gadis berkerudung yang
memancarkan cahaya, dia seperti gadis bisu tapi tak bisu, dia seperti gadis
buta tapi tak buta, dia seperti gadis tuli tapi tidak tuli, dia berucap bagai
dalam bait, dia melihat laksamna purnama, dia mendengar laksamana berteduh, dan
disaat dia mengangkat matanya laksamana angina sepoi-spoi menerpa senja.
Setelah perpisahan di halte itu, pristiwa aneh-aneh terjadi, raga
terhimpit sesak, jiwa tak karuan menggiringku pada sujud malam, aku bercurhat
padan Nya, ya Allah, selah napasku sesak, tubuh memberontak, raga terasa
kehilangan bagian yang menjadikanku tak sempurna, tunjukan bagian tubuhku yang
hilang, agar aku bias menetralkan raga yang tak mampu aku control.
Hari-hari kami lalui dimasjid Agung 45, sejarah perkenalan tak terelakan,
kami menjalani hidup dengan saling mengenal, memahami dan merindukan dalam
sujud, berharap Allah menyampaikan rasa untuk saling memiliki.
Kala itu 2 juli 2012, aku mengutarakan rasa kepada ulfa.
Hay….
Ulfa….
Iya Ukkasya pinta ulfa….
Aku terdiam, mulutku terasa terkunci, mulutku terbatah serasa kerongkonganku
tersandung duri hingga aku terbatuk.
Ukka…… nda kenapa-kenapakan? Lagi sakit…..? udah minum obat? Pinta ulfa
Perhatian itu semakin aku tak mampu berucap, serasa bait-bait itu tak
mampu aku lontarkan, kepanikan itu semakin meyakinkanku untuk menemuai orang
tuanya untuk meminangnya.
Aku menghela nafas, untuk mengatur agar aku mampu mengontrol rasa nggak
karuan yang aku alami.
Uuuu……ulfa
Iya Ukkasya…, kamu nda kenapa-kenapakan?
iii…iya ulfa, ntar malam ulfa dirumah?
Iya, mang kenapa ukkasya?
Kalo ulfa ijini, ukka mau main kerumahnya ulfa, mau ketemu ibunya ulfa?
Bias kan?
Insyaallah bisa Ukka, nanti pas sampai rumah, ulfa sampaikan ke ibu,
kalo ukkasyah mau ketemu sama ibu.
Makasih Ulfa
Tiba-tiba kami kedatangan Erik, Ica dan irfan
Haiiii hayoooo, kalian ngapain hayoooo, hati-hati kalo berduaan lho,
yang ketiganya gondruwo lho hayooo.
Waduh,,, berati kita bertiga gondruwo dong, kan kita bertigani
Sepontan kami berlima tertawa terbahak-bahak, hanya ulfa yang hanya melempar
senyum atas candaan irfan.
Disaat kami sedang tertawa, tiba-tiba erik memotong tertawa kami, oh
iya, Ukka, tumben kalian berduaan saja, nda baik lho, mending kalian taarufan,
atau Ukka pergi melamar ulfa, biar nda tumbuh fitnah, kan minggu depan kita
semua wisudah, jadi bias dapat Ijaza serta Ijasa di KUA lho…. Spontan ica dan
irfan tertawa, serasa perut mereka tergelitik, aku dan ulfa diam seribu
bahasa….
Waduuuuuhhhhh
Kok murung kalian berdua sih, kan aku hanya becanda pinta erik.
Aku hanya bisa memberi sedikit senyum atas pembelaan erik
Saat aku mengangkat mataku, aku melihat wajah ulfa memereh seperti
kepiting, mungkin ulfa malu, atau mungkin ulfa marah, aku menjadi takut ketika
ulfa marah, jika dia marah, berati rencnanaku untuk bertemu dengan ibunya akan
pupus, keinginan untuk meminangnya akan sirnah.
Dalam termenung, aku berpikir, apa mungkin erik tahu maksud hati ingin
meminang ulfa, ahh…. nda mungkin erik tahu, erik kan bukan peramal, diakan
sahabaku.
Hai—hayo kita balik yuk pinta ica.
Kamipun berjalan menuju halte,
Ukka, bisik erik
Iya rik, pintaku
Ucapanku tadi jangan dianggap candaan, sebenarnya disaat kalian berdua
berbicara tadi, maaf sebenanya aku menguping, sebenarnya saya paham maksud
kata-katamu kepada ulfa, mungkin juga ulfa paham, tadi saya hanya mempertegas
maksud Ukka, agar ulfa juga tahu maksud Ukka untuk bertemu ibu ulfa.
Ukkasyah, saya percaya ulfa adalah rusukmu yang hilang seperti ceramah
pak ustad tadi, jika keyakinan Ukka sama dengan yang aku katakana, segerahlah
untuk melamar ulfa, meminangnya.
Aku hanya menunduk, ku tepuk bahunya erik
Rik…
Makasih nasehatnya, engkau seperti peramal, engkau seperi malaikat untuk
jodohku, engkau memang sahabat terbaikku.
Ahhh kamu Ukkasyah.
Ragaku terasa fres setelah mendengar nasihatnya erik, aku semakin
mengkokohkan niatku untuk bertemu ibunya ulfa untuk mengutarakan rasa yang
ingin meminang mataharinya.
Pt-pt pu datang, ica dan ulfa naik, disaat aku mengakat kepalaku untuk
melihat ica dan ulfa, ulfa melempar senyum terindahnya, raga ini serasa taka ada
daya, aku linglung, wajahku memerah, rasanya ingin pingsan setelah melihat
senyum itu, meski aku tak tahu senyum itu untukku atau untuk kami bertiga.
Pukul 19.30 aku sampai dirumah ulfa,
Tok tok tok
Assalamualaikum, pintaku
Waalaikumsalam, suara yang terdengar menjawab salamku, suara itu tak
asing bagiku.
Maaf Ukkasya, Tunggu sebentar yah, soalnya umi masih solat
Disaat aku ingin bilang iya
Tiba-tiba ibu Ulfa menyahut, nak Ukassya yah…..
Iii iya ibu, jangan panggil ibu, panggil aja Umi, seperti ulfa memangil
ibu itu Umi.
Makasih Ummi
Ayo masuk nak
Iya Umi, makasih
Ayo duduk Ukkasyah pinta umi
Iya ummi
Lho kok ulfa duduk, nda mau bikini Ukkasyah Minum
Nda apa2kok umi, ukasyah belum haus ummi.
Ulfapun berdiri, untuk kedapur untuk membuat minuman untukku,
Umi bertanya-tanya kepadaku tentang ulfa dikampus selama ini, akupun
bercerita apa adanya tenang kemandirian, kebaikannya semuanya aku ceritakan
kepada umi tentang ulfa yang aku ketahui. Haiiiii hayoooo Ukka lagi ngejelkin
Ulfan di umi yaa hayooo, wajahku memerah mendengar candaan ulfa, ih ndakok
pinta umi. Ulfa dan umi mempersilahkan
aku untuk minum, akupun minum seteguk.
Umi….
Suasanapun hening
Iya nak….
Sebenarya, kedatangan nanda untuk mengutarakan rasa ingin meminang ulfa
sebagai pendamping hidup dunia dan akhirat.
Aku terdiam suasanpun samakin hening…
Dalam keheningan itu umi mulai berbicara,
Makasih nak Ukassyah, karna kedatangan pertamanya dengan niat baik dan
tulus untuk meminang anak umi, suatu
kesyukuran buat umi, karna ada lelaki sebaik ukkasya ingin menyempurnakan iman
anak umi dan menyempurnakan iman nak ukkasaya. Umi selalu setuju dan mendukung
itu semua, tapi ummi tergantung ulfa, karna yang akan menjalaninya ulfa dan nak
Ukassya. Jawaban umi iya, tapi keputusan akhir ada pada nak ulfa.
Nak….
Ukkasya telah mengutarakan niat baiknya, dan umi telah mengiyakan,
keputusan akhir pada ulfa.
Kak…..,
Terima kasih karena kak Ukasyah
ingin meminang ulfa, tapi Ulfa belum bisa
Suasanapun hening, aku dan umi terdiam taka da kata-kata lagi yang bisa
aku utarakan atas penolakan ulfa niat baikku, hati dan jiwaku hancur, hatiku
seperti bah kaca terhampas tinggal kepingan-kepingan kecil yang sulit aku
bentuk kembali seperti diakala itu. Sendi-sendiku tak mampu lagi menopang raga
ini, tubuh lumpuh seperti sampah yang berserahkan. Akupun menguatkan diri untuk
ijin pulang.
Aku tertatih dalam langkahku, aku bakai kompas yang tak memiliki arah,
hatiku hancur atas penolakan itu. Kini harapanku sirnah, mimpiku hanyalah
menjadi guyon embun malam. Rasaku bertepuk sebelah tangan. Harapanku pupus
ditelan penolakan yang aku piker menjadi tulang rusukku.
Hari-hari didunia kampus dan di lembaga dakwah kampus tak seperti
hari-hari yang lalu, semenjak kejadian penolakan itu, aku selalu menghindar,
karna aku tak mampu memandang wajah sang penolak rindu. Hidupku penuh
menyendiri.
Hay ukasyah…. Pinta ica
Aku menoleh, iya ica..
Tumben nda gabung lagi pas balik, udah sebulan lho kamu kaya ada yang
berbeda, ada masalah ukasyah? Pinta ica, nda kok ica, aku nda apa-apa, lagi
kurang mut saja,
Oh gitu, jangan lama-lama nda mutnya, nanti banya yang terluka lho…
Aku tercengang atas ucapan ica, apakah dia tahu penolakan itu, apakah
ulfa telah menceritakan kepada yang lainya pintaku dalam hati, mendengar itu
aku ingin semakin menghidar kepada mereka.
Oh iya ica, saya masuk sholat dulu yah,
Oh iya ukka
Akupun masuk dengan sempoyongan, aku menundukan diri kepada sang
pencipta. Setelah salam terakhir pak ustad lewat, aku menghampirinyapak ustad,
Ustad…..
Iya ukasyah, ada yang ingin ditanyakan?
Iya pak ustad, nanda ingin sedikit bercerita tentang apa yang menjanggal
di nubari ini.
Akupun menceritakan tentang pristiwa penolakan itu, kepada pak ustad,
pask ustad menyampaikan nasihat . nanda ukkasyah, bukan hanya nanda ukasyah
yang pernah ditolak cintanya, Rasulullah juga pernah merasakan ditolah cintanya
oleh Ummu hani, bukan hanya rasulullah, tapi sahabanya salman juga ditolak
lamaranya, apakah mereka bersedih berlarut-larut atas itu semuanya, karna
mereka yakin Allah punya rencana terbaik untuk mereka.
Iya pak Ustad, tapi dalam Al-qurna mengatakan lelaki baik pasti ajan
berjodoh dengan wanita baik begitupun sebaliknya pinta ku.
Nak…..
Apakah nak Ukasyah pernah menanyakan perihal, mengapa ulfa menolak
lamaran nak Ukasya? Belum pak Ustad, mengapa demikian? Takkah engkau ingin tahu
mengapa Ulfa menolak lamaran itu? Akupun terdiam. Nak sebaiknya nak Ukasyah
bertemu dengan nak ulfa untuk menyelesaikan persoalan kalian yang belum
terselesaikan.
Keesokan harinya aku meberanikan diri untuk bertemu dan berbicara dengan
ulfa dipelataran masjid Agung 45.
Assalamualaikum pintaku
Waalaikum salam pinta ulfa
Maaf sebelumnya Ull, masih ada hal yang masih menjanggal di benakku atas
penolakan rasaku, adakah jawaban, mengapa nanda ulfa menolak lamaranku, dan
sejujurnya aku meyakini dek ulfa adalah tulang rusukku yang yang hilang. Suasanapun
hening…..
Kak….
Adek berharap kak Ukasyah Mendapatkan jodoh yang terbaik, bukan seperti
adek yang memiliki masalalu yang suram, gadis yang tak mampu mempertahankan
kehormatanya karna dunia. Kak… adek menolak lamaran kaka karna adek taingin
kakak kecewa setelah kakak meminang adek. Adek selalu berdoa agak kakak bisa
menemukan jodoh terbaik, dengan wanita soleha yang mampu mempertahankan kehormatanya
bukan seperti adek. Akupun hanya mampu membisu mendengar alas an yang
disampaikan ulfa
Waduuuuuuu ini lagi dua orang masih saja berduaan pinta erik, eh kamu
rik pintaku, nda baiklo berduaan nanti timbul fitnah loh, iya rik, erik benar.
Kring..kring..kring bunyi HP ku
Bro, dimana posisinya? Pinta enal, dipelataran masjid bro, ke bescam
dulu bro, kita diberi amanah untuk dekorasi persiapan wisuda besok bro. siap
bro.
Aku dan erik pamit pada ulfa, karna kami akan kebascam untuk rapat
persiapan dekorasi acara wisuda.
Dalam perjalanan menuju bascam aku curnah dengan sahabatku erik tentang
apa yang aku alami dan masa lalu ulfa. Erik begitu marah atas sikapku kepada
ulfa, kana hanya memandang ulfa dari masalalunya.
Gini sob
Masalalu memang penting, tapi masa sekarang yang akan menentukan masa
yang akan datang, bagaimana mungkin engkau memetakkan memilih rusukmu dengan
masa lalunya? Itu tak adil sob, Apakah gadis menerima pinangan lelaki
berdasarkan masalalunya? Tidakkan? Lalu bagaimana mungkin kita sebagai
laki-laki yang melindungi wanita memilih mereka berdasarkan masalalunya, itu
tak adil. Sob, bukankah alah itu maha penyayang? Bukankah allah itu maha
pengampun? Bukankah alah itu maha penerima tobat? Lantas kenapa kita sebagai
umatnya tak mau mencontoh sifat Allah dan rasul-rasulnya. Sahabat rasululah
bukanlah orang baik dimasa lalunya, apakah rasulululah memilih sahabatnya
berdasarkan masalalunya? Tidak kan? Sob aku kecewa kepadamu, engkau tak seperti
Ukkasya yang aku kenal, kini engkau berbeda sob. Akupun terdiam membisu atas
nasehat dan kemarahan sahabatku yang tak terima sikapku yang memetakan manusia
berdasarkan masalalunya.
…………..-----------……………………….
Didapur Umi mengajak Ulfa untuk masak didapur
Nak, gimana dengan ukkasyah?
Mi…
Ulfa meluk umminya, umi tak marahkan sama ulfa?
Marah,…. Marah kenapa? Mi ulfa udah cerita semua sama kaka ukasyah…
Umi terdiam
Umi marah? Umi nda marah nak,
apa perlu nak ulfa cerita sama nak ukkasyah tentang masalalunya? Apa itu
tak membuat ukkasyah semakin menjahu
nantinya.
Takut sih takut umi, tapi ulfa lebih takut kakak ukasyah kecewa tahu
belakangan tentang masalalu ukassyah. Ulfa selalu berdoa kepada Allah agar kak
ukasyah mendapatkan jodoh yang terbaik, wanita yang sempurna. Umi memeluk erat
ulfa, mi umi nda marahkan sama Ulfa? Umi menangis, nak apa yang perlu umi
marahkan? Itu semua udah menjadi takdir ulfa, yang utama sekarang ulfa itiqomah
dijalan Allah umi udah bersyukur.
Acara wisudahpun diselenggarakan, kamipun diwisudah kami berempat
memperoleh gelar S.Pd dengan peringkat baik. Kamipun berfoto-foto agar menjadi
kenangan masa didunia kampus biru. Setelah selesai acara wisudah kamipun
pulang. Sesampai dirumah aku mengutarakan niatku untuk melamar gadis kepada
kedua orang tuaku, aku menceritakan pristiwa kehidupan kami dimasa kuliah dan
berorganisasi, kedua orang tuapun setujuh atas niatku, orangtuaku beranggapan
dari pada anaknya berbuat jinah lebih baik dihalalkan agar tak menjadi fitnah
dan dosa kelak.
Seminggu setelah wisudah aku mengajak orangtuaku untuk kerumah ulfa,
kami pergi tampa meberi tahu ulfa bahwa aku akan kerumahnya bersama kedua orang
tuaku untuk meminangnya sebagai pendamping hidup dunia dan akhirat.
Sesampai rumah, ulfa kaget karna aku datang dengan kedua orang tuaku
untuk melamarnya. Setelah lika liku taaruf yang kami jalani aku menyadari cinta
bukan sekedar mengenal masalalu, tapi masa sekarang yang akan menentukan masa
yang akan datang. Allah telah menciptakan adam dan hawa, kini kami adalah
Ukasyah dan Ulfa bukan pula romie dan Juliet, ini kami. Kami mengarungi bahtera
bukan karna masa lalu tapi masa kami saat ini. Kini telah aku temukan bagian
tubuhku yang hilang, kini kembali bersatu untuk mengarungi samudra dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar