Minggu, 06 Agustus 2017

SANG GURU

Engkau memilah memilih benih, mesti kau sadar itu bukan hak dan kehendakmu
Pada pagi engkau tersenyum, mesti kau sadar ada yang engkau tinggal dibelakang langkahmu.
Dia mengairi meski engkau sadar tak semua tau engkau yang mengairi untuk masanya.
Pada terik enggkau menggumam, Aku bukanlanlah sebenarnya pencipta, tapi dirimu yang menatanya

engkau telah memilah, tiba saatnya engkau menanam yang engkau juga sadar itu bukan hakmu
menumbuhkanya itu bukan hakmu, tapi kau berusaha agar engkau menggambarkan impian itu.
pada jemarimu kau simpan nestapa tanpa ujung
pada mimpimu terlintas bantas tanpa ujung untuk yang engkau tanami

tiba waktunya engkau melihat mereka berbuah mimpimu, meski kau terabaikan
dihati menggumam, genggamlah mimpimu yang menjadi hastratmu
dia termanggung dalam deraian mata melepas menuju juangmu
tak sempatkah engkau tersadar dia memilah, menanam hingga engkau berbuah lebat?

kata sang guru
yakinilah yang menjadi hidupmu..

untaian

semari ku untai, jua aku katakan, tak kubiarkan nafas berhembus tanpa mengingat! itulah cinta kain putih n kain kafan. utuh utuk tidak

Bait malam


Pada cinta, sesampai aku termanggu pada kebodohan ilusi malam
Pada cinta, aku bertahtahkan bunga teratai terabaikan ruang
Pada cinta, sesudah malam, masihka aku bisa temani gemari tanganmu
Pada malam, aku disini bersama bintang entah sunyi dalam keramaian
Pada malam, masihka bisa aku memeluk bulan?
Pada malam, masihkah aku bisa bercermin pada gelapmu?
Pada malam, disini, yahh disini aku menunggu pagi.
Pada bintang, masihkah engkau berkilau diantara bintang kejora?
Pada bintang, masihka engkau menyanyikan lirik tentang aku?
Pada bintang, masihkah kita bersama menyambut sang fajar?
Pada bintang, aku terpukau pada sinarmu yg redup, dan masihkah kau berpikir aku adalah aku yg sempat engkau sebut dalam doamu?
Pada bulan, masihkah enggan engkau berkulau dalam sendirimu?
Pada bulan, kilaumu menyayat mataku untuk memujamu.
Pada bulan, sendirimu menceritakan tentang arti menunggu engkau tersadar dalam cahayamu
Pada bulan, aku dan dirimu sama menerawang yg tak sempat kita langkah melihatnya.
Berjuta rasa dalam masa memasungku untuk mencintai
Bejuta belati menyatukan sayatan yg sempat terbelah
Aku telah merajut waktu yg tak aku pungkiru tak bisa aku ciptakan.
Sesampainya engkau tau aku munkin mengisi ruang yg tak sadar kau melihatnya.
Bermasa aku terngiang sajian sesepuh tentangmu
Yah
Itu tentangmu yang tak sempat engkau tau arti cintaku.
Aku melukis kata bukan untuk mengubahmu
Aku merangkai agar kau pernah tau ada cinta yg terlintas antara cinta dan rindu yg terbungkam.
Bila waktunya engkau tau, sempatkah engkau bercerita arti diriku
Jika engkau tak sempat tahu, biarkan kain merah muda terkubur dalam jiwa
Nestapa bait malam yg sunyi

TENTANG DEEP LEARNING (IGI KAB. BIMA)

  "Deep Learning" atau Pembelajaran Mendalam dalam konteks pendidikan melibatkan pendekatan yang mendalam dan bermakna terhadap ...