Kamis, 19 Februari 2015

kisah nyata cerpen biografi MUALAF DARI TIMUR INDONESIA

MUALAF DARI TIMUR INDONESIA
Kisah itu setelah setahun aku menginjakkan kaki di bumi tercinta. Dimana pendidikan masih menjadi mitos di tanah timur, tanah yang mennjadi pengasingan pimpinan tertinggi negaraku, Negara yang harus aku bela dan menjadi embank mencerdaskanya.
Sekitar tahun 1990 an hiduplah seorang pemuda yang haus akan ilmu, yang haus akan penuh Tanya dalam otaknya, yang haus akan mencari apa yang belum di ketahuinya. Di tahun ini dia kelas 3 SMA di istilahkan sekarang  tp sebenarnya sekolah yayasan muhammadiah.
Setiap sekolah mengeluarkan siswa yang beragama Kristen dalam kelas jika akan berlangsung mata pelajaran Agama Islam. Di kelasku aku dan 7 orang teman yang satu sekampung denganku di Ende mengalami hal yang serupa.
Seperti biasanya, dalam benakku kejadian ini merupakan kejadian yang ganjal, aku disini untuk menimbah ilmu, kenapa aku dan teman-temanku tak di ijinkan mengikuti kelas, kami bagaikan anak ditirikan, kami bagaikan anak yang di kesampingkan
Viktor…? Tanya Elisam
Kita juga adalah siswa, kenapa kita tak bias ikut setiap jam Agama?
Iya saudaraku, aku paham akan pertanyaanmu, tapi itu bukan materi untuk agama kita..
Yah.. aku paham, tapi apakah salah kita mengikuti kelas itu, apakah salah kita berada dalam kelas itu?
Engkau tak salah sahabatku….. pinta Ignasius. Jika kita berada di kelas itu kita akan mempelajari islam, bukan agama kita!!!
Akupun terdiam dan berjalan sambil memegang kalung salib yang selalu aku kenakan, aku berjalan tampa sepatatah kata. Hingga salah satu temanku Emilius menyapaku hai elisam….!!!
Iya Emil? Ada apakah gerangan?
Oh iya,.. tadi kamu bicara apa sama viktor dan ignas?
Tadiiii… aak aku bertanyan pada mereka, tapik tak apalah, pasti kau juga sepaham sama mereka..?!
Akukan belum dengar, jadi jagan kamu mendikte seperti itu, cerita aja Eli, sempat kita Sepaham (dalam hati Emil aku sudah tahu yang kau ceritakan)
Gini Emil, aku tak setuju bila kita di keluarka bila kita di keluarkan bila akan berlangsung jam Agama Islam, tp teman-teman yang lain tak sepakat dengan saya..
Oh gtu,,,…
Saudaraku, bukanya aku tak mendukungmu untuk ikut di kelas itu, tp dikelas itu bukan Agama kita yang di pelajari, tp yang di pelajari Agama Islam.
Ahhh….. Kamu sama aja dengan yang lainya…
Saya kira kau kan sepaham dengan saya ternyata tidak
Yahh sudalah biarkan aku sendiri yang masuk nanti..
Taa tapi Eli…. Pinta Emil
Ahhhh sudalah jangan campuri urusan saya.

Hari-hari aku lalui penuh Tanya dan raha ingin tahu memaksaku mengikuti kelas itu, hanya aku yang mengikuti Mata Pelajaran Agama Islam. Aku duduk palin belakang bersama teman muslimku Erik. Kenapa engkau mengikuti kelas agamaku, ntar di laporkan temanmu sama mama dan bapakmu, ahhhh diam saja erik mereka takan tahu kecuali engkau yang kasih tahu.
Materipun berlangsung, materi itu mengajarkan tentang kebenaran Islam dan Kesalahan Orang Kristen Mengatakan Yesus (isya) adalah tuhan. Dalam hati terbakarlah sebuah amarah yang tak bias aku bending, semakin pak Agus menerangkan Semakin aku terbakar, hingga aku mengangkat tangan
Iya kenapa Eli? Pinta Pak Agus
Tampa banyak basa basi akupun berdiri dan berkata, kenapa bapak mengatakan agama saya salah dan islam yang benar…. ?
Pak agus pun menjelaskan rinci demi rinci, tapi membuat amarahku memuncank hinggan ku lemparkan guruku dengan kursi
Kejadian itupu di dengar pemilik yayasan, aku dan pak agus di panggil oleh ketua yayasan. Emil wajar engkau marah, karna engkau mendengarkan Agamamu Dicemooh, begitupun kami orang muslim sampai titik darah penghabisan kami akan membela agama kami seperti halnya dirimu lakukan tadi nak. Bukanya kami pilih kasih jika jam Agama kalian di keluarkan, tetapi untuk menghindari kejadian seperti ini, yang engkau dengar begitulah cara gurumu menggugah dan memberikan semangat untuk siswa muslim.
Akupun meminta maaf pada guru, akupun keluar dari kantor, teman-temankupu mencemoohku, itu maksud kami Eli, Bukanya kami tak sepaham denganmu, tapi kami menghindari kejadian ini.
Akupun hanya bisa menunduk karna tak mendengar perkataan teman-temanku.
Keesokan harinya, seperti biasa aku masuk sekolah, aku tetap menjadi anak perantauan yang berharap temukan ilmu untuk membatu Orang tuaku. Seperti biasa aku kekanti jika keluar main. Tiba-tiba pak agus memanggilku. Eli….. sini dulu. Akupun berjalan menuju pak agus. Iya pak. Ni eli ada Surat dari Ibumu. Iya pak makasih
Akupun kembali kekantin dan berniat membaca surat pas sesampai di asrama.
Sesampai aku di asrama aku membuka surat itu
Dari ibu untuk Eli
Salam sejahtera
Anakku, kedatangan surat ini ibu memberitahukan bahwa ayahmu akan menikah lagi dengan gadis kampong sebelah. Kedatangn surat ini jangan membuatmu terbebani, di sini ibu baik-baik saja, tetaplah menimba ilmu dan kejarlah mimpimu.
Anakku setelah adekmu Lulus Di SMP adekmu akan menimba ilmu di Kota Bima juga Seperti halnya dirimu
Anakku, jangan engkau kecewakan ibu

                                                                        Sabet
Meskipun ibu menyuruhku agar nda membebani setelah mendengar surat itu, tapi aku tetap saja memikirkanya, karna ini adalah istri ke4 ayahku, dan mereka akan tinggal serumah dengan istri keempatnya di rumah yang sama.
Aku tak tahu apa yang ingin dibuktikan ayahku dengan istri sebanyak itu. Beban pikiranku semakin bertambah. Bertubi-tubi masalah yang aku alami perantauan.

Keesokan haripun aku menjalani rutinitasku sebagai siswa, aku selalu hadir cepat. Hai eli sahut Erik. Iya rik, udah lama? Baru aja Rik, sama- kekelas. Iya rik
Siswapun berdatangan kamipun siap menimba ilmu. Ibu Jamelah pun masuk kelas dan mengajarkan sejarah masuknya Islam di Indonesia. Ibu guru menjelaskan awal mula masuknya Islam di Indonesia, seperti yang di ceritakan pak agus ketika jam Agama Islam Ibu jamela juga mengatakan hal yang sama islam agama yang benar dan Kristen yang salah akupun berdiri dan menantang guru berkelahi dan temanku yang berenam melihat reaksiku merekapun ikut mengepung Ibu Jamela, Erikpun Berlari Dan Menghadang kami, Jangan Kalian lakukan itu, Dia adalah guru kita, dialah adalah jendela kita menyapa dunia dan kebenaran. Aku dan teman temankupun tertunduk malu setelah mendengar perkataan Erik.
Ibu Jamelapun meminta maaf, begitupun kami meminta maaf pada ibu jamela kami saling memaafkan.
Oh iya anak-anaku ibu akan mengadakan saimbara, jika kalian bias menceritakan sejarah kemerdekaan Indonesia Ibu akan memberikan kalian kado yang istimewa. Akupun tertantang untuk memenangkan sayembara itu.
Keesokan harinya kami seperti biasa menjalani ritunitas kami. Dalam hatiku lamanya baru jam ke 4? Karna di jam ke 4 adalah jadwalnya ibu jamela.
Bunyi jam ke 4pu berbunyi, aku begitu bersemangat, akupun mengajukan diri untuk menjelaskan sejarah kemerdekaan Indonesia, akupun memenangkanya dan mendapatkan hadiah. Akupun bangga bahagia n terharahu atas pencapaianku. Akupun menerima hadiah dari ibu jamela, ibupun berbisik, jangan engkau baca ketika ramai, bacalah saat engkau sendiri, akupun mengangguk. Hatik tak sabar ingin membukanya, bel pulanglah yang aku tunggu.
Saat tengah malam, aku membuka buku itu, buku itu berjudul antara Islam dan Kristen. Aku tak ingin membacanya, tetapi hati begitu penasaran aka nisi buku tersebut, akupun membukanya dan membacanya sampai habis.
Sesampai aku membacanya aku mulai berpikir dan mengutip isi buku itu, tak ada yang salah engkau terlahir dirahim ibu yang muslim atau ibu yang Kristen karna setelah engkau lahir, agamamu adalah pilihanmu dan jalan hidupmu tampa ada yang bias mengintimidasimu.
Aku mulai membandingkan agamaku dengan Islam, orang tuaku mencari kayu yang begitu tua untuk membuat tuhanku tetapi kebakaran itu menghanguskan tuhanku, bagaimana tuhanku bisa menyelamatkaku, sedangkan untuk menyelamatkan dirinya saja dia nda bisa? Islam menyembah zat yang tak bisa dilihat dan diraba dan member petunjuk untuk menggapai sisinya yang mulia dengan menjkalankan 5 rukun sahadat. Mana kebenaran itu?
Diam-diam aku mulai melepas kalung salibku yang selalu aku kenakan. Eli mana salibmu?? Tanya Enal dan teman-temanku
Oh iya…. Llulupa saya pake kembali pas mandi tadi
Oh gtu….. pinta emil
Yuk kita masuk kelas
Ok….
Saat ini jam ibu jamela, telihat muka masam dan kebingungan ketika ibu jamela melihat senyumku. Ibupun memanggilku, eli hapus papan… iya bu. Udah engkau baca? Udah bu, makasihbu atas bukunya, bukunya sangat bermanfaat. Kamipu melakukan ritunitas kami sebagai siswa
Aku mengkorek-korek informasi tentang islam pada teman sebangkuku erik, erik dengan bijak menjelaskan tentang agamanya, yampa ragu dan takut erik menuntuntu hingga tahun 1991 bulan febuari aku mengikrarkan diri masuk islam. Sejak itu aku mulai mengalami masalah besar dengan ibuku, ibuku tak menginginkan aku pindah agama hingga aku tak di anggap sebagai anaknya dan melarang aku kembali di Ende kampong halamanku. Dengan tekad dan bekal ilmu agama Islam aku terus menjalani hidup sesampai ketua yayasan mengangkatku sebai anaknya.
Di tahun yang sama adeku dating ke kota bima untuk menimba ilmu seperti halnya diriku, adeku menyampaikan amanat sang bunda lewat surat yang dia kirim lewat adeku
Untuk elisam
Walapun engkau sudah masuk islam jagan engkau hasud Anca untuk ikut agamamu


                                                                                                Sabet
Mendengar pesan itu aku tak mengenalkan adeku tentang agamaku, akan tetapi adeku selalu bertanya akan Islam, hingga aku tak berdaya Anca tetap memaksaku menjelaskan tentang islam. Islam itu agama yang benar, kita telah keliru mengimani yesus (Isya) adalah tuhan, karna yesus adalah mahluk ciptaannya seperti halnya kita akan tetapi dia terlahir tampa ayah dan dia di ciptakan Langsung oleh Allah MAnjada Wajada maka jadilah kita, Islam mengakui Nabi Isya (yesus) adalah Nabi mereka dan menjadi salahsatu penuntun umat dan nabi terakhir adalah Muhammad SAW, Agama kita mengakui isya (yesus) adalah tuhan, kita berada dalam kesesatan yang nyata. Meski kita terlahir dari rahim Kristen bukan Islam tapi kita berhak meyakini agama islam sepertinya mereka yang terlahir di rahim muslim.
Ancapun masuk islam, mendengar merita iru ibukupun sakit, aku dan Anca kembali Ke ene untuk menjenguk ibu kami.
Ibu tak ingin berbicara pada kami, bahkan menyebut dan melihat kami ibu tak mau, akupun memberikan penjelasan pada ibu kami, aku member tahu ibuku seperti halnya aku member tahu adeku, ibu pun mulai mau melihat dan menyapa kami, tepat tagal 20 desember 1991 pukul 10 malam ibuku masuk islam akupun bangga pada ibuku karna beliyau telah memeluk islam, hal sedih terjadi pukul 00.12 ibuku menghembuskan nafas terakhirnya, tapi aku tak begitu sedih karna ibuku telah memeluk islam sebelum iya menghadap Allah SWT.
Penuh kesedihan aku bersama adekku kembali di kota serambi Ahlak islami, kami hidup sebatangkara, kami menetap di bima menjalani hidup yang kami pilih.
Bagiku tak ada yang istimewah kau terlahir dirahim yang mana?
Bagiku hidup ini adalah pilihan
Bagiku hidup ini adalah keyakinan
Bagiku inilah jalan hidupku
Sekarang aku menjadi manusia seutuhnya
Nanti aku tap menjadi manusia yang di ridhoi ALLAH SWT

Allahu Akbar (Allah Maha Besar) 

TENTANG DEEP LEARNING (IGI KAB. BIMA)

  "Deep Learning" atau Pembelajaran Mendalam dalam konteks pendidikan melibatkan pendekatan yang mendalam dan bermakna terhadap ...